Senin, 21 Januari 2013

Menjadikan 2013, Tahun Persatuan


Catatan kelam 2012 telah ditutup. Namun sangat membekas di ingatan-ingatan mahasiswa. Banyak terjadi perselisihan, tawuran, serta pertikaian antarpelajar, antarpemuda antar suku dan antarumat beragama. Ironisnya, mereka semua itu tercatat sebagai warga negara Indonesia yang sah. Ini sungguh mencoreng reputasi bangsa di mata dunia.
Hal ini sangat memprihatinkan. Mengingat warga yang seharusnya bersatu, bahu-membahu mengantarkan bangsa menuju gerbang kemajuan, malah bertengkar sendiri-sendiri. Mereka hanya sibuk dengan kepentingan kelompok, tak memperhatikan keutuhan sebuah bangsa. Padahal urgensi terhadap keutuhan bangsa, tidak dapat ditawar lagi. Sesuai dengan sila ke-tiga “Persatuan Indonesia”.
Harus diketahui, tawuran itu sama sekali tidak ada untung. Yang ada hanya kerugian dan memperbesar resiko kematian. Sehingga, Falsafah dari sila ketiga ini mutlak benar-benar harus ditanamkan dalam diri setiap warga negara tanpa terkecuali.Dan jika mereka tak mau melaksanakan hal ini, perlu dipertanyakan ke-Indonesiaannya.
Tawuran dan pertikaian yang ada di tahun kemaren harus menjadi potret catatan kelam yang tidak boleh terulang kembali di tahun 2013. Bukankah hanya orang bodoh yang jatuh lubang yang sama?
Oleh sebab itu, upaya perdamaian harus selalu digalakkan. Tidak boleh ada kata ‘berhenti’ dalam upaya ini. Sebab, upaya inilah yang mengantarkan Indonesia pada gerbang kemerdekaan.
Pepatah mengatakan, ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’.
Jangan biarkan bangsa ini semakin tertinggal dan terinjak-injak oleh bangsa lain. Semua elemen masyarakat harus bersatu padu. Bersama mewujudkan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju. Bangsa yang tidak dapat diremehkan. Dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di Dunia. Wallahu a’lam bi al-shawaab

1 komentar:

rubiulawal mengatakan...

bersatuuuuu

Posting Komentar