BANI
ABBASIYAH
Berdirinya
Bani Abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada
masa pemerintahan khalifah Hisyam Ibn Abdi Al-Malik muncul kekuatan baru yang
menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal
dari kalangan Bani Hasyim yang dipelopori keturunan Al-Abbas Ibn Abd
Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum
mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
Pada waktu itu ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran, akhirnya pada tahun 132 H (750 M)
tumbanglah daulah Umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan
bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti Bani Abbas
atau khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini
keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW, dinasti abbasiyah didirikan oleh
Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang
panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan
yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan
perubahanpolitik, social dan budaya.
Dinasti
Abbasiyah didirikan secara revolusioner dengan menggulingkan kekuasaan dinasti
Umayyah. Terdapat beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pembentukan
dinasti ini. Diantaranya adalah: meningkatnya kekecewaan kelompok Mawalli
terhadap dinasti Bani Umayyah, pecahnya persatuan antarsuku-suku bangsa Arab,
dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginan mereka memiliki
pemimpin kharismatik.
Kelompok
Mawalli, yakni orang-orang non Arab yang telah memeluk agama Islam,
diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, sementara itu bangsa Arab menduduki
kelas bangsawan. Mereka tersingkir dalam urusan pemerintahan dan dalam
kehidupan sosial, bahkan penguasa Arab selalu memperlihatkan sikap permusuhan
terhadap mereka. Sounders mencatat bahwa di Kufah antara orang Arab dan
masyarakat Mawalli masing-masing memiliki mesjid sendiri-sendiri dan perkawinan
antara mereka sangat dihindari. Selain itu masyarakat Mawalli ini dikenakan
beban pajak yang berat.
Sebelum
berdirinya Daulah Abbasiyah terdapat tiga poros yang merupakan pusat kegiatan,
antara satu dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam memainkan
peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman Nabi SAW.
Dengan
berdirinya kekuasaan dinasti Abbasiyah terjadilah beberapa perubahan sosial
politik. Perubahan yang menonjol adalah tampilnya kelompok Mawalli, khususnya
Persia-Irak. Mereka menduduki peran dan posisi penting dalam pemerintahan
menggantikan kedudukan bangsawan Arab. Pada waktu zaman ekspansi, masyarakat
Arab merupakan kelompok bangsawan yang berkuasa dan merasa lebih tinggi derajatnya
dibandingkan dengan masyarakat non-Arab yang dikuasainya. Posisi yang demikian
ini hampir berkembang pada seluruh aspek kehidupan sosial dan politik.
Masyarakat
Faktor –
faktor tersebut di atas pada satu sisi mendukung jatuhnya kekuasaan dinasti
Umayyah, dan pada sisi lainnya sekaligus mendukung keberhasilan gerakan
pembentukan dinasti Abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem
Pemerintahan Bani Abbasiyah
Pemerintahan
Dauluh Abbasiyah dapat dibagi menjadi 5 periode berdasarkan perubahan pola
pemerintahan dan politik, yaitu[1]
: