Minggu, 14 April 2013

Pemerintahan Dinasti Abbasiyyah

0 komentar


BANI ABBASIYAH
Berdirinya Bani Abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada masa pemerintahan khalifah Hisyam Ibn Abdi Al-Malik muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang dipelopori keturunan Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Pada waktu itu ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran, akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah Umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW, dinasti abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahanpolitik, social dan budaya.
Dinasti Abbasiyah didirikan secara revolusioner dengan menggulingkan kekuasaan dinasti Umayyah. Terdapat beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pembentukan dinasti ini. Diantaranya adalah: meningkatnya kekecewaan kelompok Mawalli terhadap dinasti Bani Umayyah, pecahnya persatuan antarsuku-suku bangsa Arab, dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginan mereka memiliki pemimpin kharismatik.
Kelompok Mawalli, yakni orang-orang non Arab yang telah memeluk agama Islam, diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, sementara itu bangsa Arab menduduki kelas bangsawan. Mereka tersingkir dalam urusan pemerintahan dan dalam kehidupan sosial, bahkan penguasa Arab selalu memperlihatkan sikap permusuhan terhadap mereka. Sounders mencatat bahwa di Kufah antara orang Arab dan masyarakat Mawalli masing-masing memiliki mesjid sendiri-sendiri dan perkawinan antara mereka sangat dihindari. Selain itu masyarakat Mawalli ini dikenakan beban pajak yang berat.
Sebelum berdirinya Daulah Abbasiyah terdapat tiga poros yang merupakan pusat kegiatan, antara satu dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman Nabi SAW.
Dengan berdirinya kekuasaan dinasti Abbasiyah terjadilah beberapa perubahan sosial politik. Perubahan yang menonjol adalah tampilnya kelompok Mawalli, khususnya Persia-Irak. Mereka menduduki peran dan posisi penting dalam pemerintahan menggantikan kedudukan bangsawan Arab. Pada waktu zaman ekspansi, masyarakat Arab merupakan kelompok bangsawan yang berkuasa dan merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan masyarakat non-Arab yang dikuasainya. Posisi yang demikian ini hampir berkembang pada seluruh aspek kehidupan sosial dan politik. Masyarakat 
Faktor – faktor tersebut di atas pada satu sisi mendukung jatuhnya kekuasaan dinasti Umayyah, dan pada sisi lainnya sekaligus mendukung keberhasilan gerakan pembentukan dinasti Abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Sistem Pemerintahan Bani Abbasiyah
Pemerintahan Dauluh Abbasiyah dapat dibagi menjadi 5 periode berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, yaitu[1] :